Tooth

Tooth

Author

Twelveblossom

Cast

Chanyeol – Baekhyun – Taeyeon – Kim Jisoo

Genre Friendship & School Life

Length 2393 wc

Rating PG-13

This storyline is mine, please don’t copy paste.

-oOo-

Kalau gigi Chanyeol hilang. Aku bisa menggantinya dengan gigiku. Pokoknya, apa saja asal sahabatku gembira –Baekhyun.

.

.

.

Baekhyun sedang badmood hari ini karena tadi pagi, ia dimarahi ibu. Yeah, ibu marah gara-gara Baekhyun tidak menghabiskan paprika hijaunya. Baekhyun benci sayuran, apalagi yang warnanya hijau. Ngomong-ngomong, apa paprika benar-benar salah satu jenis sayuran?

Soalnya, Baekhyun agak ragu soal itu.

Oke, hentikan membahas paprika.

Eum…

Ternyata, kesialan bocah delapan tahun itu tidak berhenti pada masalah paprika. Ada hal lain yang mencuat, saat ia duduk di bangkunya. Sekolah yang biasanya menyenangkan berubah menjadi ganjil. Baekhyun menatap curiga pada sahabat sekaligus partner sebangkunya.

“Baek! Lihat, apa ada yang berbeda dariku?” Sambut sahabat Baekhyun, nada riang terselip disana.

Baekhyun, duduk di kursi. Sebenarnya, ia tidak tertarik menjawab pertanyaan Chanyeol. Paling-paling Chanyeol hanya memamerkan sesuatu yang konyol. “Baek-Baek cepat lihat!” Seru Chanyeol sembari menggoyang-goyangkan lengan Baekhyun dengan tidak sabar.

Baekhyun mengorek telinganya, suara Chanyeol sangat menggema di ruang kelas yang sepi dan telinganya. Ia mengamati Chanyeol.

“Memangnya, apa yang berbeda darimu?” Tanya Baekhyun. Tidak ada yang berbeda dari Chanyeol. Rambutnya masih bermodel mangkuk dengan poni. Pipinya masih kurus. Oh, cengiran Chanyeol juga masih lebar, ditambah gigi kelinci.

Chanyeol terlihat kecewa saat Baekhyun tidak menyadari penampilannya yang berbeda hari ini. “Coba lihat baik-baik.”

Baekhyun lebih cermat menatap Chanyeol yang menampilkan cengiran super konyol. Anak laki-laki itu tidak ingin membuat sahabatnya kecewa. Namun, Baekhyun tetap tidak dapat menemukan apa yang dimaksud Chanyeol.

Jangan-jangan ini hanya akal-akalan fantasi Chanyeol. Dulu, Chanyeol pernah menunjukkan kalung bawang putih yang bau, bulatan kotoran hidung, serangga langka berwarna hitam—Baekhyun baru tau kalau itu namanya semut—semut tidak langka—asal kau tau, dan barang lain yang ia labeli sebagai hasil petualangannya di hutan. Well, yang dimaksud hutan oleh Chanyeol adalah pekarangan rumahnya.

“Ada yang berbeda!” Kata Chanyeol lebih keras sembari mendekatkan kepalanya pada Baekhyun.

“Apa kepalamu baru?” Baekhyun bertanya dengan sebal. Kenapa Chanyeol tidak langsung saja memberitahunya? Baekhyun benci teka-teki, soalnya kepalanya sudah pusing akibat mengerjakan PR Matematika.

Chanyeol benar-benar cemberut. “Serius kau tidak melihatnya?” Keluh Chanyeol.

Baekhyun hanya melejitkan sepasang bahunya, kemudian memulai kegiatan meraut pensil.

“Baiklah, aku akan memberitahumu,” ujar Chanyeol meminta perhatian Baekhyun. Demi semua sikat gigi Chanyeol yang berbentuk monster dan bisa glow in the dark. Chanyeol sungguh-sungguh benci Baekhyun, ketika mulai fokus meraut pensil. Chanyeol harus menunggu Baekhyun selesai meraut, baru Baekhyun mau diajak bicara lagi. Celakanya pensil yang berjejer di meja mereka ada sepuluh. Okay, nampaknya Chanyeol harus menunggu satu dekade hingga Baekhyun menyelesaikan semuanya.

Chanyeol melipat tangannya sembari menggerutu. Toh, percuma kalau ia memaksa bicara—Baekhyun akan tetap menutup telinga. Kata Baekhyun, “Meraut pensil tidak boleh sambil ngobrol nanti tanganmu  bisa terpotong.”

Terdengar berlebihan, tetapi Chanyeol tidak pernah protes. Soalnya, Baekhyun sangat menyeramkan kalau dia sedang marah.

Bukan Chanyeol jika ia menyerah begitu saja. Chanyeol masih berusaha menyadarkan Baekhyun akan penampilannya yang berbeda saat Mrs. Taeyeon sedang menerangkan. Baekhyun nampak serius mendengarkan. Pria kecil itu sangat menyukai Mrs. Taeyeon—guru bahasa Inggris mereka. Menurut Baekhyun, Mrs. Taeyeon seperti putri duyung yang cantik atau putri berambut panjang yang dikurung di menara. Ibu Baekhyun sering membacakan dongeng tentang itu sebelum tidur. Cita-cita Baekhyun ingin menjadi pangeran berkuda putih yang menyelamatkan Mrs. Taeyeon. Mangkanya, saat Mrs. Taeyeon mengajar, tidak ada yang boleh mengganggu Baekhyun—atau dia akan marah sekali. Akan tetapi, Chanyeol lupa akan hal itu. Ia menyenggol siku Baekhyun sembari berbisik-bisik. “Baekhyun, aku kelihatan berbeda hari ini.”

Baekhyun tidak menggubris Chanyeol. Mata Baekhyun masih menatap Mrs. Taeyeon dalam-dalam. Chanyeol menyenggol siku Baekhyun lagi, kali ini lebih keras. “Aww!” Teriak Baekhyun, membuat Mrs. Taeyeon menghentikan penjelasannya.

“Ada apa Baekhyun?” Tanya Mrs. Taeyeon menyelidik ke arah Baekhyun yang duduk di barisan depan.

Baekhyun mengerling ke arah Chanyeol yang diam mengunci mulut, kemudian menggeleng. “Tidak apa-apa, Mrs. Taeyeon.” Anak laki-laki itu berucap lancar.

“Kau ini kenapa? Jangan menggangguku!” Bisik Baekhyun pada Chanyeol.

“Aku ingin menunjukkan sesuatu,” balas Chanyeol dengan nada gembira.

Baekhyun ingin mengacuhkan dan ia kesal, namun jika Chanyeol tidak ditanggapi pasti sahabatnya itu tetap saja berulah. “Apa?”

Chanyeol mematutkan cengiran lebar. Ini yang ditunggu-tunggu Chanyeol. Ia membuka kotak pensilnya, mengeluarkan sesuatu kemudian digenggamnya. “Gigiku kemarin copot,” kata Chanyeol bersemangat.

Baekhyun menoleh ke arah Chanyeol yang sedang nyengir. Oh, iya gigi kelinci Chanyeol yang awalnya ada dua sekarang tinggal satu—Baekhyun baru sadar akan itu. Lalu, apa menariknya? Apa dia mau pamer? Iya, gigi Baekhyun belum pernah tanggal sebelumnya. Tapi, demi semua koleksi puzzle Superman milik Baekhyun, ia tidak iri sama sekali. Baekhyun suka dengan gigi lamanya dan sejauh ini ia tidak butuh gigi baru. Apalagi, bayangan terhadap dokter gigi yang membawa bor, lalu mengelas gigi. Oh, tidak terimakasih.

“Eum, selamat.” Kata Baekhyun menimpali, ia bingung harus mengatakan apa untuk orang yang baru kehilangan gigi. Apa ia harus memasang raut sedih atau gembira? Berhubung, Chanyeol nampaknya tidak keberatan giginya copot, Baekhyun mengucapkan selamat.

“Kau tahu aku menyimpan, gigi lamaku,” ucap Chanyeol saat Baekhyun mulai kembali fokus pada Mrs. Taeyeon.

“Itu menarik.”

“Apa kau mau lihat? Aku sengaja membawanya agar kau bisa melihatnya. Kau menjadi orang pertama yang melihat gigi copotku. Kata peri gigi, orang yang pertama kali melihat gigi copotku akan menjadi sahabatku selamanya. Aku ingin—”

“—Tidak sekarang.”

Chanyeol mendengus. Ia ingin sekali memindahkan Mrs. Taeyeon ke Saturnus, mendengar penolakan itu—Baekhyun lebih memilih Mrs. Taeyeon. Ia tidak peduli Baekhyun akan marah atau tidak. Chanyeol menatap gigi kelincinya yang ada di genggaman tangan dengan mantap.

“Baiklah, tapi bisa aku minta telapak tanganmu?”

Baekhyun sempat mengerutkan alis, namun dia tidak ambil pusing. Baekhyun mengarahkan telapak tangannya yang terbuka pada Chanyeol.

“Apa ini?” Itu reaksi Baekhyun ketika ia merasakan ada sesuatu berada di telapak tangannya. Benda putih kecil.

“Itu gigiku!” Seru Chanyeol, tidak peduli dengan kehadiran Mrs. Taeyeon.

“Yaks!” Balas Baekhyun heboh sekali. Ia melemparkan gigi Chanyeol yang ada di telapak tangannya. Gigi itu lenyap seketika entah kemana.

Suasana kelas jadi ricuh akibat tingkah kedua anak laki-laki itu. Chanyeol yang tiba-tiba meraung mencari gigi. Bakhyun yang menjerit-jerit.

“Kau menghilangkan gigiku!”

“Dimana gigiku?”

“Mrs. Taeyeon, Baekhyun menghilangkan gigiku.” Chanyeol mengadu sembari menangis.

Baekhyun ikut panik mencari gigi Chanyeol. Ia masuk ke dalam kolong meja, hingga terkantuk beberapa kali. Serius! Baekhyun benar-benar tidak sengaja melempar gigi Chanyeol. Ia hanya terlalu terkejut, gigi Chanyeol ditangannya. Gigi yang sering bergesekan dengan liur Chanyeol. Itu agaknya menjijikkan.

“Baekhyun, kau menyembunyikan gigi Chanyeol?” Tanya Mrs. Taeyeon sembari menenangkan kericuhan kelas.

Baekhyun yang masih berada di kolong meja, muncul dengan rambut hitam penuh dengan debu. “Tidak, Mrs. Taeyeon.”

“Dia berbohong. Dia menghilangkan gigiku—”

“—Aku tidak menghilangkannya, gigimu melompat waktu aku lempar!” Baekhyun melakukan pembelaan.

“Kau melemparnya—”

“—Aku tidak!”

Chanyeol meranggeh rambut Baekhyun. Ingin menjambaknya. Mrs. Taeyeon tertegun melihat mereka berkelahi, biasanya Baekhyun dan Chanyeol sangat akrab. Apalagi, saat Baekhyun mulai mencoba mencakar Chanyeol. Kemudian, si anak laki-laki tinggi itu membalas dengan memiting Baekhyun. Hingga, Baekhyun berusaha meninjunya.

“Astaga, Byun Baekhyun! Park Chanyeol!” Jerit Mrs. Taeyeon sembari melerai mereka. “Kalian jangan bertengkar. Kalian bersahabat!”

Chanyeol sesenggukan, ada bekas cakaran di tangannya. “Baekhyun menghilangkan gigi persahabatan kami. Dia jahat—aku tidak mau berteman dengannya lagi.”

Baekhyun menyahut tidak mau kalah. “Aku tidak sengaja. Tapi, dia meninjuku.” Kali ini Baekhyun mulai menangis. Bukan karena tonjokkan atau pitingan Chanyeol, tetapi disebabkan perkataan Chanyeol yang bilang kalau Chanyeol tidak mau bersahabat lagi dengannya.

“Aku benci Baekhyun,” tambahan kalimat Chanyeol itu membuat tangis Baekhyun semakin kencang.

.

.

.

Keesokan harinya Chanyeol masih marah pada Baekhyun. Pria kecil itu mendiamkan sahabatnya. Baekhyun yang merasa tidak bersalah ikut-ikut melengoskan kepala. Namun, perlahan Baekhyun mencuri pandang ke arah Chanyeol. Ia rindu Chanyeol yang biasanya menyambut dengan cengiran di pagi hari. Bukan Chanyeol yang acuh atau cemberut.

Baekhyun merasa tergantikan saat Chanyeol mengajak Jongin makan siang—biasanya Chanyeol dan Baekhyun makan siang bersama, bertukar bekal makanan. Lebih parahnya lagi, mereka tidak mengajak Baekhyun ikut serta. Tidak—Jongin meminta Baekhyun ikut bergabung, namun Chanyeol melarang dengan suara keras. Akhirnya, Baekhyun tidak pergi ke kantin. Ia sendirian di kelas dengan bekal makan siangnya yang penuh dengan paprika. Baekhyun memutuskan melakukan hal lain untuk menghabiskan jam istirahat. Ia tidak ingin berubah menjadi sapi karena terlalu sering makan paprika.

Baekhyun menelusuri kelas yang sepi, mencari gigi Chanyeol. Sungguh, ia sering kesal dengan Chanyeol tetapi, ia merasa sangat sedih kalau Chanyeol membencinya.

“Oppa sedang apa?” Pertanyaan itu bersuara tiba-tiba, saat Baekhyun sedang sibuk berjongkok meneliti lantai di bawah meja guru—siapa tahu gigi Chanyeol ada disana.

Baekhyun melongokkan kepala. Seorang gadis kecil berkuncir dua, tengah tersenyum manis sambil menatapnya tanpa berkedip. Baekhyun, mengenalnya. Gadis yang biasa mengkiuti Kyungsoo—teman satu kelas Baekhyun, kemana saja. Mungkin, Chanyeol versi anak perempuan.

“Mencari gigi.”

Gadis itu mengannguk-angguk. “Aku dengar dari Kyungie Oppa, kalau Baek Oppa dan Yeollie Oppa bertengkar,” gumam gadis itu sembari ikut berjongkok.

Baekhyun menoleh ke arah gadis itu, kemudian mengangguk.

“Giginya benar-benar hilang. Aku bantu cari, ya?” Tawar gadis itu, menatap Baekhyun penuh harap.

Baekhyun hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia mungkin butuh bantuan—atau teman. Setidaknya, ia bisa meminjam Chanyeol versi anak perempuan itu dari Kyungsoo sebentar saja, agar ia tidak kesepian. Mereka mencari dengan diam. Satu atau dua kali gadis itu menyuarakan pertanyaan yang aneh. Baekhyun hanya menjawab ala kadarnya—mengangguk atau menggeleng.

Hingga bel istirahat berbunyi mereka tidak menemukan apa-apa selain beberapa bungkus makanan yang disembunyikan teman-temannya di kolong.

“Kita tetap tidak menemukannya,” ucap gadis itu sembari menepuk-nepuk punggung Baekhyun yang kecewa.

Tidak lama mereka diam, gadis itu berseru. “Aku punya ide!”

Perhatian Baekhyun tertuju pada gadis itu. “Apa sebuah ide bagus?”

Gadis itu mengangguk ceria, “Tentu saja!”

“Lalu, apa idenya?”

Gadis itu menunjuk bibir Baekhyun. “Aku lihat gigi Oppa mau copot yang itu.”

Baekhyun menatapnya bingung.

“Kalau Oppa tidak bisa menemukan gigi Yeollie, Oppa bisa menggantinya. Wah sudah bel masuk. Aku ke kelas dulu ya, bye!” Bisik gadis itu penuh rahasia, lalu berlari melambaikan tangan.

.

.

.

Baekhyun mengingat lagi hal super berani yang kemarin malam dilakukannya. Ia masih dapat mememori dengan baik bagaimana ia berujar pada ibu kalau Baekhyun ingin pergi ke dokter gigi. “Ibu, Baekhyun ingin pergi ke dokter gigi. Gigi Baekhyun sudah goyang-goyang.” Ibunya hampir saja menumpahkan mangkuk bubur yang ia siapkan sebagai menu makan malam. Biasanya, Baekhyun harus diseret atau dirayu jutaan kali hanya sekedar untuk membersihkan atau kontrol kesehatan gigi. Lalu, sekarang? Baekhyun dengan suka rela ingin mencabut gigi. Oh, mukjizat itu nyata!

Baekhyun juga masih ingat, waktu dia minta dokter gigi untuk membungkus giginya dengan manis, kemudian membawanya pulang. Ternyata, ke dokter gigi tidak sakit, bahkan Baekhyun jadi ketagihan. Sayangnya, gigi Baekhyun hanya dicabut satu. Bukan semuanya. Satu gigi saja, Baekhyun mendapat satu kotak besar es krim kacang almond. Bagaimana kalau ia mencabut semuanya? Bisa-bisa satu container es krim dikirim ke rumah Baekhyun. Membayangkannya saja, membuat Baekhyun tertawa nyaring.

“Chanyeol belum datang,” kata Baekhyun. Anak laki-laki itu sengaja meminta ibu agar mengantarnya lebih pagi. Ia harus menunjukkan giginya pada Chanyeol—mengganti gigi yang hilang. Tidak sabaran, Baekhyun terus menggerak-gerakkan kaki.

Sekitar lima belas menit Baekhyun menunggu. Anak laki-laki bertelinga lebar dan tinggi masuk ke dalam kelas dengan menyeret ransel. Ia tampak tidak bersemangat. Bibirnya mengerucut. Semakin cemberut saat ia menyadari Baekhyun sudah datang.

Chanyeol duduk di samping Baekhyun dengan enggan. Akan tetapi, berulang kali mengerling ke arah Baekhyun. Sebenarnya, tidak hanya Baekhyun yang menderita karena pertengkaran mereka. Chanyeol juga! Chanyeol rindu bekal makan siang Baekhyun. Chanyeol rindu tawa Baekhyun. Celotehannya bahkan rindu saat Baekhyun marah.

Andai saja Chanyeol tahu, bagaiamana cara yang tepat untuk membuka pembicaraan, pasti ia sudah memulainya. Eum, masalah giginya yang copot—Chanyeol mulai melupakannya. Toh, gigi di dalam mulut Chanyeol masih banyak dan ia yakin pasti akan copot lagi kapan-kapan—dia akan punya gigi copot baru yang bisa dipamerkan. Namun, di dunia ini Baekhyun hanya ada satu—kalau Chanyeol kehilangannya, ia tidak bisa menemukan Baekhyun yang lain. Itu jelas membuat Chanyeol sedih.

“Chanyeol,” panggil Baekhyun dengan suara sangat pelan.

Telinga Chanyeol bergerak-gerak memastikan. Apa benar Baekhyun memanggilnya?

Baekhyun terbatuk kecil. Ia membersihkan suaranya agar terdengar. “Chanyeol.” Kali ini panggilan Baekhyun lebih keras.

Chanyeol menoleh, mendapati Baekhyun menatapnya dengan mata sipit itu. Ada ekspresi ragu disana.

“Aku gigi—maksudku—aku tidak menemukan gigimu—“

“—Oh,” Chanyeol menanggapi kecanggungan.

Baekhyun menyerahkan kotak kecil bewarna biru muda—warna favorit Chanyeol. “Tapi, kemarin aku mencabut gigi—dan aku ingin kau melihatnya—katamu kalau melihat gigi bisa jadi sahabat—oh tidak! Kau bilang kita sudah tidak bersahabat. Jadi, aku tidak menemukan gigimu—aku menggantinya dengan gigiku—eum—maksudku.” Baekhyun berkata dengan tidak teratur sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

“Oke,” jawab Chanyeol yang sebenarnya kebingungan menangkap maksud dari perkataan Baekhyun. Chanyeol tidak ambil pusing soal ucapan Baekhyun yang amburadul. Ia senang Baekhyun mengajaknya bicara, apalagi memberinya kado. Chanyeol suka kotak kado.

Chanyeol membuka kotak kado itu, kemudian menemukan benda putih berbentuk ganjil. “Apa ini?” Tanya Chanyeol sembari mengamati benda itu.

Baekhyun berkata sambil malu-malu, “Itu gigiku untuk menggantikan gigimu yang hilang.”

Chanyeol terkejut. Ia menatap dalam-dalam gigi Baekhyun. Wow! Giginya bagus, walaupun masih kalah bagus dari giginya. Tapi, tidak masalah.

“—Maafkan aku.” Akhirnya dua kata itu meluncur dari bibir mungil Baekhyun.

Chanyeol menanggapinya dengan nada tidak suka. “Aku menunggu sangat lama, kau minta maaf.”

“Apa?”

Chanyeol menyunggingkan cengiran lebar pada Baekhyun. Tiba-tiba hatinya meletup-letup senang. “Gigi ini sagat keren!” Serunnya, mengalihkan pembicaraan.

Baekhyun melihat cengiran gembira itu ikut tertawa. Ia berseloroh ikut memuji giginya yang sebenarnya tidak terlalu bagus. “Kau tahu, Yeol! Kemarin saat aku mematikan lampu kamar dan melihat gigiku dalam kegelapan, gigiku dapat bersinar seperti lampu yang ada di dada Ultraman!”

“Woah! Benarkah? Gigimu glow in the dark sama seperti sikat gigiku. Cool! Andai saja aku bisa punya gigi seperti ini.”

“Kau bisa menyimpan semua gigiku yang copot.” Baekhyun menawarkan sembari tersenyum lebar menampakkan giginya yang bolong. “Asal kau mau jadi sahabatku lagi.”

Chanyeol ikut tersenyum dengan gigi bolongnya. “Asik! Kau hebat. Kau sahabatku dari dulu dan aku memaafkanmu!”

Baekhyun berlonjak riang, kemudian melanjutkan ceritanya tetang keistimewaan giginya yang semakin lama, lebih ke mengada-ngada. Chanyeol mempercayai semua cerita Baekhyun, apalagi Baekhyun bercerita sambil tertawa—apa saja asal Baekhyun gembira, Chanyeol pasti percaya.

“Gigi ku mengerluarkan sayap di pagi hari.” Baekhyun mulai masuk ke dalam cerita fantasi meniru gaya Chanyeol bercerita. Ia sanggup berkhayal ratusan ribu kali untuk membuat Chanyeol tertawa— yeah, apa saja asal sahabatnya gembira, Baekhyun pasti melakukannya.

-oOo-

a/n:

Halo, kalian apa kabar?

Bagaimana FF ChanBaek pertamaku?

Mind to review?

Terimakasih sudah membaca dan Have a nice day!

60 thoughts on “Tooth

  1. kimhanbumaydivsin says:

    hahhahaahahah mereka lucu banggeeettt.. dua sejoli ini memang couple favoritku chanbaek 😀 percakapannya lucu, bahasa yang dipakainya juga sudah bagus, aku bahkan tertawa mengeluarkan sedikit air mataku, aah pokoknya aku suka sama CHANBAEK 😀

  2. Dheka says:

    penulisanmu keren..dan…..saya ngakak terussss
    hahahaha sumpah ni imagine bgt n ringan ceritanya..glow in the dark gtu 😀

  3. Nurul Khasanah says:

    Wuuuuaaaaaaa !!!!! Lucu banget ini, aku baca sambil ketawa” sendiri. Sampe” ama dosennya di tanya kenapa senyum” sendiri wkwkwkwk

  4. Lily says:

    Anjirrr gila lucu bngt .. Gmasin skli.. Hehehe
    gigi glow in the dark… Gigi yg px syap… ?? Ya tuhan mrka msih anak” polos…
    Maaf bru koment disini.. Bknnya nggk mau koment.. Tpi ff yg lain udah aku baca di SKF.. Hehehe …

  5. bert says:

    Lucunya mereka berdua….
    Bisa dibayangkan ramenya waktu umur mereka 8 tahun..
    Paling ngakak waktu kalimat chanyeol yg bilang giginya baekhyun glow in the dark….

  6. Silvi says:

    Glow in the dark dan mengeluarkan sayap di pagi hari. Hahahaa
    Mau ngarungin Baekhyun rasanya trus di bawa pulang.
    Keren! 😁😁

  7. orange says:

    Imut bangeet. Percakapan dan penjelasannya lucu banget, ngegemesiin o(≧▽≦)o bikin senyum senyum manis gak jelas bacanya. Hehehe

  8. Sehunxxi says:

    Haha, ffnya lucu. Aaaa chanbaek ngegemesin banget :). glow in the dark? haha. keren keren. apalagi waktu chanyeol kehilangan giginya dan baekhyun yang nangis karna chanyeol gak mau jadi temennya lagi. aaa polos gimana gitu. dasar bocah 😀

  9. Nyunyu says:

    Aduh, aku diabetes langsung ditempat ini *A* pakai gula berapa kilo kak? Manis banget…
    Chanyeol sama Baekhyun disini imut banget. Persahabatannya unyu-unyu(?) gimana… Gitu. Ah, pokoknya suka banget deh sama ff yg satu ini.
    Keren kak!

  10. bqrewiapriani says:

    aq suka cara pnulisanmu apikkk… apa bnar bgitu klau brtukar gigi qt bkalan tetap brsahabat..hihihihi konyol sich tapi mkin klau aq 12 tahun yg lalu bisa baca ff kyak gini mkin aq bkalan nrapin ini ke tmanku pas gigiku mau copot..hihi

  11. Mia says:

    Sumpah kak ini ff bikin aku ngakak mulu. Keren deh persahabatanya. Awalnya pas baca di bagian yang umurnya baekhyun 8 tahun itu udah kebayang pasti ini ff banyak lucunya hahahaha. Keep writing ya

  12. Maya dhiafakhri says:

    Imutnya kepengen jambak*eh kyaaa lucu banget sih mereka. Polos polos nyelekit gimana gitu=D menghibur dari kestressan ulangan fisika-,-*curhatbuk? Keep writing

  13. sehunaaa says:

    Ngakak dibagian baekhyun dengan suka rela mau ke dokter gigi dan ibunya terkejut 😀
    Hahaha wajar aja tba2 baekhyun lempar giginya 😀

  14. DifaMpaJung says:

    Pengen dong giginya glow in the darK, biar kalo mati lamput ngga usah kerepotan xD ahahahaha:D sumpah keren ff nya! XD

  15. lauren61 says:

    awawaw ;;) ini manis sekali..
    paling suka genre persahabatn anak kecil kek gini :3
    masih innocent dan lucu 🙂
    yg bikin ngakak itu glow in the darknya ituloh, omegad! kepikiran sampe situ jugaa??!!
    well, kalo malem” gigiku glow in the dark juga loh #ehh bukan giginya sih, lebih tepatnya behelnya yg berkilau’an getooo, hohoho :v *curhat*

    yoweslah, ceritone nyenengno kok, apik”, ora mboseni pisan, author’e ciamik tenan!! *ngomong apaan sih*

    p.s : kalo ngga ngerti aku ngomong apa’an, minta google translate buat ngarti’in yes xD

  16. diodiodiodiowife says:

    tingkah mereka konyol kali-_- apaan coba cayol pamer gigi segala, terus mana ada gigi yg glow in the dark /jitak baekhyun/ gara2 tingkah mereka aku ngakak mulu xD jjang

  17. qL^^ says:

    Hahaha sumpaah kamu kreatif bisa bikin cerita dari gigi.
    Aku suka apa pun dengan tema gigi dan chanbaek are cuties overload 🙂 :)smileee #pamergigiompong

  18. Elin harlina says:

    Seharusnya ini di kasih judul “Chanbaek dengan gigi bolongnya” wkwkwk
    Gila baek segitu sayangnya sama yeol sampe rela ke dokter gigi begitu:o
    Dan eummm agak ga nyaman yaaa disini sama baek yg agaknya suka sama mrs. Taeyeon-__-
    Oke forget it

  19. tantiwulandr says:

    keren banget dari gigi aja bisa jadi fanfic :)) oh yaa aku udah baca semua fanfic kaka yg ada di library tapi ngga komen semua.. maaf 😦 tapi sumpah ceritanya bagus bagus banget, ngga ada yang aku ngga suka lho 🙂 keep writing yaa. kaka author favorit 🙂

  20. kuning says:

    Gigiku juga glow in the dark kak kalo di kegelapan bahkan kadang temen temen ku dugem pake cahanya dari gigiku T.T ini chanbaeknya ngegemezin banget sampe mau nangis

Leave a reply to feeni Cancel reply